Solusi Anak Susah Makan
WAJAR apabila anak Anda, terutama pada usia balita, masih pilih-pilih makanan. Namun, hal itu jangan dibiarkan terlalu lama karena anak akan rentan kekurangan gizi dan dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangannya kelak.
Banyak orangtua yang mengeluh anaknya susah makan, terutama ketika disuguhi sayur dan buah-buahan. Segala cara mungkin sudah dilakukan, mulai dari mengganti menu, mengajak anak makan sambil berjalan-jalan, hingga imingiming hadiah bila si buah hati mau makan. Namun, kenyataannya tetap saja nol besar. Si kecil sulit makan sebenarnya adalah sebuah proses normal karena semakin tinggi kemampuan berpikir anak sehingga dia mulai membuat pilihan-pilihan.
Namun harap diingat, asupan makanan sangat dibutuhkan pada masa pertumbuhan anak. Mikronutrien yang banyak dikandung buah-buahan dan sayur-mayur misalnya, penting untuk pertumbuhan dan perkembangan fisik, motorik, dan kognitif anak. Maka dari itu, apabila anak susah makan, kecenderungan anak mengalami kekurangan gizi, energi, dan nutrisi untuk tumbuh kembangnya akan semakin besar.
Dampaknya pun kini mulai terasa. Hasil penelitian Nutriplanet yang sejalan dengan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Kementerian Kesehatan tahun 2007 menunjukkan, 27,7% anak Indonesia usia 1–4 tahun menderita anemia. Itu dikarenakan kekurangan zat besi yang mengakibatkan pertumbuhan dan pencapaian kognitifnya tidak optimal. Selain itu, terdapat 36,8% anak Indonesia usia 1–5 tahun yang mengalami stunting, yaitu gangguan pertumbuhan yang mengakibatkan anak tumbuh pendek.
Salah satu penyebabnya adalah kekurangan mikronutrien. Pakar gizi medik dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) DR Dr Saptawati Bardosono MSc mengatakan, pada usia balita, anak mengalami perubahan pola makan. Pada usia 1–2 tahun misalnya, merupakan masa transisi antara bayi dan anak. Pada masa itu terjadi penurunan kecepatan tumbuh yang dramatis sehingga anak tidak tertarik untuk makan.
Sementara pada akhir usia satu...